Metode Observasi (Observation)
Sebelum melakukan Metode deduksi, seorang detective
handal sebaiknya melakukan observasi terlebih dahulu. Observasi ini dilakukan
untuk mengumpulkan data-data yang ada di lokasi kejadian baik tentang objek
benda tertentu maupun perilaku dari suatu makhluk hidup. Selain untuk
mengumpulkan data, observasi juga membantu para detective untuk memahami
langsung hal-hal yang mungkin tidak dapat diperoleh oleh Pengumpulan data
biasa. Dengan Metode Observasi, para detective akan mampu
memaksimalkan ke-5
inderanya meliputi Penglihatan, Pendengaran, Pengecap, Perasa dan Penciuman
sehingga dapat membantu dalam memecahkan sebuah misteri. Observasi juga
tergantung kemampuan dari pemakainya.
Secara umum, Observasi yaitu suatu cara pengumpulan
data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu
periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal
tertentu yang diamati. Banyaknya periode observasi yang perlu dilakukan dan
panjangnya waktu pada setiap periode observasi tergantung kepada jenis data
yang dikumpulkan. Apabila observasi itu akan dilakukan pada
sejumlah orang, dan hasil observasi itu akan digunakan untuk
mengadakan perbandingan antar orang-orang tersebut, maka hendaknya observasiterhadap
masing-masing orang dilakukan dalam situasi yang relatif sama.
Sebelum observasi itu
dilaksnanakan, pengobservasi (observer) hendaknya telah menetapkan terlebih
dahulu aspek-aspek apayang akan diobservasi dari tingkah laku seseorang.
Aspek-aspek tersebut hendaknya telah dirumuskan secara operasional, sehingga
tingkah laku yang akan dicatat nanti dalam observasi hanyalah apa-apa yang
telah dirumuskan tersebut.
Observasi dapat di klasifikasikan sebagai berikut.
a. Berdasarkan situasi yang
diobservasi
o
Observasi terhadap situasi bebas
(free situasion), observasi yang dilakukan terhadap situasi yang terjadi secara
wajar, tanpa adanya campur tangan dari pengobservasi. Misalnya observasi yang
dilakukan terhadap siswa-siswa yang sedang bermain secara bebas.
o
Observasi terhadap situasi yang
dimanipulasikan (manipulated situasion), yaitu situasi yang telah dirancang
oleh pengobservasi dengan menambahkan satu atau lebih variabel. Misalnya
seorang pengobservasi ingin mengetahui sifat kepemimpinan sekelompok
siswa.
o
Observasi terhadap situasi yang
setengah terkontrol (partially controlled), jenis observasi ini adalah
merupakan kombinasi dari kedua jenis observasi situasi bebas dan situasi yang
dimanipulasikan.
b. Berdasarkan keterlibatan
pengobservasi
o
Observasi partisipasi, yaitu apabila
pengobservasi ikut terlibat dalam kegiatan subyek yang sedang diobservasi.
Misalnya seorang guru bidang studi yang ingin mengetahui bagaimana antosias
siswa-siswanya terhadap pelajaran yang diberikan.
o
Observasi non partisipasi, dalam
observasi ini pengobservasi tidak ikut terlibat dalam kegiatan yang
diobservasi. Misalnya seorang petugas bimbingan ingin mengetahui bagaimana
antosias siswa terhadap bimbingan karir.
o
Observasi quasi partisipasi, dalam
jenis ini sebagian waktu dalam satu periode observasi pengobservasi ikut
melibatkan diri dalam kegiatan yang diobservasi, dan sebagian waktu lainnya ia
terlepas dari kegiatan tersebut. Misalnya kita ingin mengetahui bagaimana
aktifitas siswa dalam melaksanakan suatu tugas kelompok.
c. Berdasarkan pencatatan hasil-hasil
observasi
o
Observasi berstruktur, aspek-aspek
tingkah laku yang akan diobservasi telah dimuat dalam suatu daftar yang telah
disusun secara sistematis. Bentuk catatan yang sistematis yaitu : *daftar chek
(chek list), adalah suatu daftar yang memuat catatan tentang sejumlah tingkah
laku yang akan diobservasi. * skala bertingkat (rating scale), adalah
gejala-gejala yang akan diobservasi itu didalam tingkatan-tingkatan yang telah
ditentukan. Kelemahan dari observasi berstruktur ini adalah bahwa pengobservasi
sangat terikat dengan daftar yang telah tersusun sehingga ia tidak mungkin
mengembangkan observasinya dengan aspek-aspek lain yang kebetulan terjadi
selama observasi berlangsung. Untuk mengatasi kelemahan ini, dapat ditemouh
dengan cara kombinasi, yaitu menggunakan suatu daftar yang terperinci tentang
tingkah laku yang diobservasi, yang dilengkapi dengan blanko untuk mencatat
tingkah laku tertentu yang muncul, yang belum terekam dalam daftar.
o
Observasi tak berstruktur, dalam
melaksanakan observasi ini pengobservasi tidak menyediakan daftar terlebih
dahulu tentang aspek-aspek yang akan diobservasi. Dalam hal ini pengobservasi
mencatat semua tingkah laku yang dianggap penting dalam suatu periode
observasi.
Hasil-hasil observasi ini dicatat dalam bentuk
catatan yang bersifat anekdot (anecdotal record), yaitu suatu catatan (record)
tentang tingkah laku siswa dalam suatu situasi tertentu. Catatan yang bersifat
anekdot tersebut harus ditulis apa adanya, tanpa interpretasi. Setelah
terkumpul beberapa catatan dari beberapa periode observasi, maka buatlah suatu
ihtisar tentang catatan-catatan tersebut, kemudian diadakan interpretasi
tentang tingkah laku siswa tersebut. Contoh catatan yang bersifat anekdot
(anecdotal record) tentang seorang siswa sebagai berikut :
o
12-8-1990 : sebelum bel berbunyi
ketika anak-anak sedang bercakap-cakap dalam kelompok-kelompok kecil, B tinggal
seorang diri.
o
17-8-1990 : B tidak ikut ambil bagian
dalam diskusi yang diadakan oleh teman-temannya tentang apa yang akan dilihat
di moseum.
o
23-8-1990 : B membuat karangan
tentang kunjungan ke moseum, tapi kemudian ia merobek tulisannya dan
melemparkannya ke keranjang sampah. Dan sebagainya. Ada beberapa kelemahan
dalam penggunaan observasi dan anecdotal record, yaitu sebagai berikut:
o
Karena adanya tugas-tugas lain sering
guru-guru tidak mempunyai kesempatan untuk menuliskan hasil-hasil observasi
yang telah dilakukan.
o
Pencatatan hasil-hasil observasi dan
penafsiran terhadap catatan-catatan observasi tersebut seringkali sangat
subyektif.
Keuntungan dan Kelemahan Penggunaan
Observasi dalam Pengumpulan Data
a. Kelebihan observasi
Kelebihan dari observasi, antara lain:
1. Pengamat mempunyai kemungkinan untuk langsung mencatat hal-hal, perilaku pertumbuhan, dan sebagainya, sewaktu kejadian tersebut masih berlaku, atau sewaktu perilaku sedang terjadi sehingga pengamat tidak menggantungkan data-data dari ingatan seseorang.
2. Pengamat dapat memperoleh data dan subjek, baik dengan berkomunikasi verbal ataupun tidak, misalnya dalam melakukan penelitian. Sering subjek tidak mau berkomunikasi secara verbal dengan peneliti karena takut, tidak punya waktu atau enggan. Namun, hal ini dapat diatasi dengan adanya pengamatan (observasi) langsung.
b. Kelemahan
observasi
Kelemahan dari observasi, antara lain:
1. Memerlukan waktu yang relatif lama untuk memperoleh pengamatan langsung terhadap satu kejadian, misalnya adat penguburan suku Toraja dalam peristiwa ritual kematian, maka seorang peneliti harus menunggu adanya upacara adat tersebut.
2. Pengamat biasanya tidak dapat melakukan terhadap suatu fenomena yang berlangsung lama, contohnya kita ingin mengamati fenomena perubahan suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern akan sulit atau tidak mungkin dilakukan.
3. Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati, misalnya kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya pribadi, seperti kita ingin mengetahui perilaku anak saat orang tua sedang bertengkar, kita tidak mungkin melakukan pengamatan langsung terhadap konflik keluarga tersebut karena kurang jelas.
Kelemahan dari observasi, antara lain:
1. Memerlukan waktu yang relatif lama untuk memperoleh pengamatan langsung terhadap satu kejadian, misalnya adat penguburan suku Toraja dalam peristiwa ritual kematian, maka seorang peneliti harus menunggu adanya upacara adat tersebut.
2. Pengamat biasanya tidak dapat melakukan terhadap suatu fenomena yang berlangsung lama, contohnya kita ingin mengamati fenomena perubahan suatu masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern akan sulit atau tidak mungkin dilakukan.
3. Adanya kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diamati, misalnya kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya pribadi, seperti kita ingin mengetahui perilaku anak saat orang tua sedang bertengkar, kita tidak mungkin melakukan pengamatan langsung terhadap konflik keluarga tersebut karena kurang jelas.
Langkah-langkah dalam Melakukan
Observasi
Langkah-langkah dalam melakukan observasi adalah sebagai berikut.
a. Harus diketahui di mana observasi itu dapat dilakukan.
b. Harus ditentukan dengan pasti siapa saja yang akan diobservasi.
c. Harus diketahui dengan jelas data-data apa saja yang diperlukan.
d. Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar.
e. Harus diketahui tentang cara mencatat hasi! observasi, seperti telah menyediakan buku catatan, kamera, tape recorder, dan alat-alat tulis lainnya.
Beberapa Hal yang Menjadi Bahan
Pengamatan
Hal-hal yang biasanya menjadi pengamatan seorang peneliti yang menggunakan metode pengamatan adalah sebagai berikut.
a. Pelaku atau partisipan , menyangkut siapa saja yang terlibat dalam kegiatan yang diamati, apa status mereka, bagaimana hubungan mereka dengan kegiatan tersebut, bagaimana kedudukan mereka dalam masyarakat atau budaya tempat kegiatan tersebut, kegiatan menyangkut apa yang dilakukan oleh partisipan, apa yang mendorong mereka melakukannya, bagaimana bentuk kegiatan tersebut, serta akibat dari kegiatan tersebut. b. Tujuan , menyangkut apa yang diharapkan partisipan dari kegiatan atau peristiwa yang diamati. c. Perasaan , menyangkut ungkapan-ungkapan emosi partisipan, baik itu dalam bentuk tindakan, ucapan, ekspresi muka, atau gerak tubuh. d. Ruang atau tempat , menyangkut lokasi dari peristiwa yang diamati serta pandangan para partisipan tentang waktu. e. Waktu , menyangkut jangka waktu kegiatan atau peristiwa yang diamati serta pandangan para partisipan tentang waktu. f. Benda atau alat , menyangkut jenis, bentuk, bahan, dan kegunaan benda atau alat yang dipakai pada saat kegiatan berlangsung. g. Peristiwa , menyangkut kejadian-kejadian lain yang terjadi bersamaan atau seiring dengan kegiatan yang diamati.
Sekian,
Thanks for the Attention.
0 komentar:
Posting Komentar