Detective


Apa itu Detektif?


Detektif? Orang mengira ini adalah pekerjaan mata-mata, yang lain ada yang bilang ini tentang menangkap penjahat, selebihnya mengatakan detektif adalah polisi, polisi adalah detektif. Semuanya bisa saja. Alias benar. Tetapi menurut saya detektif dalam perkembangan sekarang ini tidak bisa dikatakan pekerjaan yang hanya bisa dilakukan oleh polisi saja. Juga, jika orang biasa
ikut terlibat dalam dunia ini, tidak hanya soal memata-matai target pelaku atau tersangka semata. Detektif diambil dari kata dasarnya "detect" yang artinya menemukan atau memecahkan. Jadi, ini suatu pekerjaan untuk memecahkan suatu masalah. Dan dapat pula dikatakan sebagai suatu early warning sign terhadap suatu masalah. Dunia detektif sekarang ini memiliki dimensi yang luas. Detektif dapat berarti suatu pekerjaan profesional untuk menyelidiki, mengobservasi, menganalisa suatu anatomi masalah yang terjadi dalam dunia sehari-hari berdasarkan bukti-bukti/fakta. Mereka memecahkan masalah melalui pengumpulan data atau informasi secara akurat.

Bisa saja pekerjaan ini diadopsi dalam dunia rutin masyarakat. Di industri kita mengenal riset dan pengembangan, ini juga ada kaitannya dengan pekerjaan detektif, untuk memasarkan produk dan jasa kita perlu tahu anatomi pasar dan industri yang ada, di departemen ini mereka melakukan spionase, mengumpulkan informasi dan fakta, memotret masalah industri: persaingan; perilaku konsumen; perubahan teknologi; perubahan sosial politik serta kebijakan pemerintah, dan selanjutnya menyusun anatomi masalah, baru kemudian mereka bisa menemukan peluang dan solusi yang pas: produk baru, pasar baru, atau blue ocean stretegy. Proses ini bisa disebut sebagai detektif industri (Industrial spionase). Di ekonomi, para ekonom-ekonom juga menerapkan tehnik detektif dalam mengamati pasar dalam memonitor harga dan stok barang, tingkat permintaan dan penawaran, mereka menggunakan tehnik "mata-mata" dengan bantuan TI (teknologi informasi) supaya dapat disimpulkan perubahan-perubahan yang terjadi dan formulasi sebuah teori berdasarkan informasi narasumber. Para ekonom tidak hanya berhenti hanya kepada pengamatan gejala tetapi lebih lanjut mereka juga harus menemukan suatu tanda perubahan (early warning sign) dan teori-teori yang berasal dari rangkaian informasi-informasi yang mereka kumpulkan. Para ekonom ini bisa juga disebut sebagai detektif atau lebih tepatnya detektif ekonomi. Karena mereka memecahkan masalah ekonomi. Dan, tampaknya negeri ini sangat memerlukan bantuan seorang detektif ekonomi agar bisa memecahkan masalah harga yang sampai sekarang masih membelenggu, seperti kenaikan harga cabai, beras, harga tepung, minyak goreng dan masih banyak lagi yang semuanya ini adalah bentuk dari "masalah" ekonomi.
Secara lebih khusus, di bidang kriminal nama detektif sangat melekat sekali. Detektif memang diidentikkan dengan suatu pekerjaan untuk mempelajari dan mengamati kebiasaan para pelaku kejahatan sehingga di saat mereka harus mencari dan menemukan suatu tersangka, mereka dapat melakukannya dengan berpegang kepada model kebiasaan dan teori anatomi suatu kejahatan. Dan, kebiasaan pelaku yang dapat dipelajari diperoleh dari bukti-bukti atau jejak (evidence) yang mereka tinggalkan di TKP (crimecene). Dulu, detektif hanya berkutat dengan masalah pencarian bukti secara biologis (biological evidence), seperti : mayat, jejak darah, sidik jari, dan racun. Sekarang, dengan teknologi yang mutakhir, pencarian bisa berlanjut kepada uji DNA, sidik digital, computer graphic animation untuk menggambarkan kronologi peristiwa kejahatan sampai juga kepada uji analisa komposisi kimia suatu alat bukti. Dengan kata lain, pekerjaan detektif sekarang ini tidak lagi kuno. Alat bukti mereka tidak terbatas kepada korban suatu kejahatan, seperti mayat dan darah. DNA, jejak-jejak komposisi kimia, rekaman video dan suara (jejak/sidik digital), jejak GPS, dan lain-lain juga bisa diidentifikasi. Pekerjaan detektif sekarang semakin menyatu dengan profesi lainnya seperti forensik. Karena pembuktian alat bukti yang semakin akurat membutuhkan suatu ilmu tertentu seperti forensik. Tugas forensik adalah membuktikan suatu alat bukti yang memang digunakan atau berada dalam suatu rentang waktu kejahatan yang terjadi. Forensik menunjukkan suatu bukti yang terpilih, yang berguna memecahkan kejahatan. Dan, jika seorang detektif ingin mempercepat suatu kasus terpecahkan, forensik harus terlibat. Oleh karena itu, forensik-detektif, detektif-forensik, adalah sinergi tepat sebagai formula anti-kejahatan.
Di Indonesia, saya masih mengamati pekerjaan polisi belum mengoptimalkan potensi pekerjaan detektif, apalagi forensik. Lebih-lebih forensik-detektif. Mereka masih menjadikan pekerjaan polisi sebagai penangkap dan penindak kejahatan. Pola penyelidikan terhadap kejahatan masih mengandalkan pembuktian langsung di tempat (on the spot evidence). Yang berarti bukti yang terlihat (manifes evidence). Sementara bukti yang tidak tersirat (laten evidence) tidak terdeteksi. Mungkin karena keterbatasan peralatan atau SDM-nya. Prinsipnya jika hanya mengandalkan penyelidikan yang bersifat "on the spot", informasi pasti terbatas. Belum lagi di jaman sekarang para pelaku kejahatan sudah banyak yang belajar dari para pendahulunya, belum termasuk mereka yang adalah penjahat kambuhan sudah barang tentu mereka belajar dari kesalahan sebelumnya. Sidik jari, alat kejahatan seperti senjata pembunuh adalah alat bukti nomor satu yang sudah barang tentu harus "diamankan". Mengusut kasus pembunuhan dan kasus-kasus lainnya tidak akan menjadi lebih gampang lagi di saat sekarang. Untuk itu, pembekalan tentang dunia forensik sangat penting diberikan kepada frontline investigator (petugas garda depan) kepolisian di saat sekarang. Forensik bukan lagi tim secara khusus, tetapi sudah menjadi satu bagian dalam pekerjaan detektif (built-in). Mereka yang selalu berada di TKP sebagai petugas pertama atau penyelidik pertama, haruslah juga seorangdetektif-forensik yang bisa secara real-timemengolah TKP. Tidak perlu menunggu tim forensik tersendiri. Mereka langsung in-action, sehingga makin sedikit waktu, makin baik karena alat bukti tidak menjadi hilang atau lenyap. Disamping singkat secara waktu, sterilisasi menjadi faktor utama agar alat bukti tidak lenyap. Bukti yang masih fresh ketika ditemukan akan makin cepat diolah. Forensik akan melengkapi kekurangan tehnik detektif yang konvensional. Sementara sidik jari juga dicari, alat bukti lainnya yang secara forensik bisa diidentifikasi juga ditelusuri, seperti DNA, komposisi kimia pada serat, tanah, serbuk yang terkadang menempel di korban dan TKP. Forensik justru akan menambah bukti-bukti moderen yang tidak pernah terfikirkan sebelumnya. Bukti-bukti baru ini bukan bukti yang nganeh-nganehi. Tetapi sudah melalui proses yang secara sains bisa dibuktikan. Jadi, forensik adalah pembenaran bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Tidak ada kejahatan yang tanpa meninggalkan jejak.

Saatnya, dunia detektif Indonesia berubah. Jangan lagi menggunakan model detektif kuno tetapi pakailah model baru. Detektif Forensik. Detektif Forensik adalah ikon baru, dimana sains menjadi "panglima" pengungkapan kejahatan. Tidak ada lagi model ilmu rekayasa atau kira-kira atau salah tangkap. Dan tidak ada lagi kata tidak bisa diungkap. Semua kejahatan bisa diungkap. Tidak ada yang mustahil dalam dunia forensik. Hanya perlu ketelitian, kesabaran, dan kreatifitas.


Dan berikut adalah Detective" Yang menurut saya Paling Menantang :v

0 komentar:

Posting Komentar